Seiring dengan penyampaian informasi dan peningkatan teknologi yang semakin pesat, tuntutan zaman pun semakin berkembang dimana dibutuhkan suatu device atau system yang dikatakan “perfect”. Kita mengenal layanan Voting yang bersifat kontemporer, yang menggunakan kertas suara, yang notabenenya dilakukan secara manual. Mulai dari tahapan registrasi, tahapan memilih, dan proses tabulasi (perhitungan), Kami mencoba mengenalkan suatu system voting yang “perfect”, yang mengedepankan efektivitas, security, dan user friendly.
Smartcard kita kenal juga sebagai tamper resistant security devices, adalah suatu teknologi chip VLSI yang berfungsi bukan hanya untuk menyimpan data tetapi dapat memproses suatu informasi dan mengontrol secara internal suatu algoritma kriptografi sehingga cocok digunakan untuk pengecekan identitas dan mengembangkan suatu sistim keamanan secara logika dan elektronik. Tentunya smartcard saja tidak cukup, yang rentan terhadap serangan (attack) karena hanya mengandalkan otentikasi PIN, maka kami menanamkan biometric parameters berupa fingerprint user sebagai single identifier. Kami mengasumsikan bahwa untuk menggunakan CryptSec Voting , pemilih harus sudah memiliki e-ktp (electronic KTP) yang berupa smartcard tadi.
Sekarang bagaimana mewujudkan KTP yang tunggal bagi setiap penduduk sehingga NIK bisa menjadi kunci akses bagi penduduk untuk mendapatkan layanan publik baik oleh pemerintah maupun swasta? Teknologi berperan penting dalam mendukung terwujudnya identitas tunggal penduduk. Dalam hal ini, setiap manusia memiliki ciri-ciri fisik khusus yang unik dan dapat menunjukkan ketunggalan identitas seseorang dengan tingkat akurasi yang tinggi, dengan kata lain penggunaan biometric sebagai single identifier sangat tepat diimplementasikan.
Pada kasus e-voting yang sudah ada (kabupaten jembrana), terdapat beberapa kekurangan, dari penggunaan semartcard yang hanya 1 K sehingga tidak mampu menampung sidik jari pemilih, Kelemahan kedua adalah proses verifikasi yang menggunakan KTP ber-chip dapat gagal karena kerusakan fisik KTP, hal ini tentunya akan menghalangi hak suara pemilih. Kelemahan ketiga adalah proses pengiriman hasil perhitungan suara melalui jaringan nirkabel (wireless), solusi dari permasalahan ini adalah dengan menggunakan Virtual Private Network dan penggunaan SSL ke Central Tabulation Facilities/KPU, dan yang selain itu memungkinkan adanya Duplikasi user, karena penggunaan reader smartcard yang sama sehingga data pada smartcard dapat terbaca oleh intruder yang dapat mengetahui system, maka dengan solusi watermarking dapat mengatasi masalah tersebut keabsahan dari pemilih. Kelemahan yang terakhir adalah belum adanya penggunaan enkripsi untuk system pemilihannya, kami mencoba menawarkan dengan algoritma ECC yang merupakan salah satu aloritma yang sangat baik dari segi securitas dan efektivitasnya. Dengan Keterbatasan memori pada smartcard, dan tuntutan algoritma yang kuat, maka ECC sangat tept untuk dapat diimplementasikan kedalam smartcard sebagai e-ktp sekalius kartu suara pada system CryptSec Voting ini
visit ... please follow my blog ...
BalasHapusmantap,,,,
BalasHapus