KOMPAS.com - Awalnya, Aat tertarik dengan banyak berita dan cerita tentang virus komputer. Mulai dari berita tentang situs milik Gedung Putih Amerika Serikat yang bisa diobrak-abrik seseorang berkebangsaan China, hingga virus brontok yang beberapa tahun silam membuat ketar-ketir pengguna computer di Tanah Air.
Rasa penasaran dan ketertarikan untuk mendalami virus membuat Aat lantas berkecimpung serius dalam dunia pemrograman komputer. Aat sekarang sekarang dikenal sebagai pembuat Wedash Antivirus (WAV), dan juga pendiri Virologi, sebuah komunitas di Yogyakarta yang terbentuk sejak 2006 dan berkutat seputar urusan pencegahan virus.
Kini, setidaknya WAV telah digunakan 5.000 pengguna komputer di seluruh Indonesia. Aat sendiri, pernah masuk sebagai satu dari lima peraih Interpreneur Award- penghargaan dari Bisnis Indonesia dan Bank Commonwealth- Agustus 2009 lalu. Ia menyisihkan 700-an orang. Akhir Januari ini, ia maju menjadi satu dari enam nominator untuk kompetisi Wirausaha Muda Mandiri yang diadakan Bank Mandiri. Untuk kompetisi ini, ia menyisihkan 300 pesaing.
"Virus komputer bisa menyerang program, data, foto, musik, dan apa saja. Dampaknya, file bisa hilang, susah dibuka, atau rusak dan itu bisa permanen, atau sementara,"
ujar Aat (30), saat ditemui di kosnya di daerah Condong Catur, Senin (11/1/2010). Namun hal tersebut malah menarik bagi lelaki bernama lengkap Atthur Shadewa. Lulusan Akademi Perindustrian (Akprind) Jurusan Teknik Informatika ini lantas mencari informasi tentang virus-virus komputer di internet dan bertanya ke banyak orang.
Semua mengerucut ke satu kesimpulan, yakni virus sebenarnya adalah file. Sama seperti file-file apapun, virus juga file yang meninggalkan sidik jari semacam penanda file. Dalam bahasa di dunia perkomputeran, sidik jari itu disebut kode CRC32.
"Nah saya mengumpulkan virus-virus lokal dan dari luar negeri apa saja yang pernah menyerang komputer, dibantu teman-teman. Sidik jari ribuan file itu lantas saya masukkan ke database antivirus agar dikenali, tentu saja sebagai virus," katanya.
Jika WAV diaktifkan, virus yang sudah terdata tak bakal lolos. Aat mengklaim WAV lebih ampuh mendeteksi virus lokal ketimbang antivirus buatan luar Indonesia, karena update virus lokal di Asia, lebih cepat dilakukan antivirus-antivirus lokal. Di Indonesia, virus-virus lokal yang malah sering menyusup komputer dan merusak file.
"Dulu, saya pernah membuat virus. Namun ternyata kok lebih asyik dan tertantang jika menerjuni antivirus. Membuat virus, itu mudah, semudah membuat onar. Namun sulit untuk membuat antivirus, sesulit menciptakan perdamaian haha...," katanya.
WAV yang dirilis sejak akhir 2005 lalu dan bisa diunduh gratis berikut update-nya lewat internet ini, tak hanya mempunyai 5.000 lebih masyarakat pengguna komputer. Namun 10 instansi dan kantor juga memakai tenaganya untuk mengamankan data-data di komputer mereka. Secuil bukti bahwa WAV bisa diandalkan.
Yang juga menarik, lelaki asal Bontang Kalimantan Timur tapi kelahiran Temanggung 16 September 1980 ini, tak berhenti dalam urusan memelototi komputer karena ia juga membuat buku. Sudah tujuh buku ditulisnya yakni Seni Hacking Menggunakan Trojan, 4 Hari Menjadi Hacker, Seni Pemrograman Virus Menggunakan Visual Basic 6.0, Rahasia Membuat Antivirus Menggunakan Visual Basic, Tips dan Trik Libas Virus Lokal, Hacking Internet Banking, serta Dan Monalisa pun Tertawa.
Uniknya lagi, Aat sengaja mengemas bukunya sehingga pilihan kata-katanya tidak kaku, bahkan beberapa cukup gaul. Sebuah terobosan menarik di tengah banyak buku tentang pemrogaman komputer yang bahasanya kadang terlalu teknis dan komputer banget.
Satu buku, sekali cetak sebanyak 2.000 eksemplar. Bukunya cukup laris karena berkali-kali dicetak ulang. Semakin menarik karena Aat mencetak semuanya sendirian alias tak bekerja sama dengan pihak penerbit. Buku-buku itu ditawarkan di sejumlah toko buku dan ternyata mendapat sambutan cukup bagus.
Aat menyebut ia hendak terjun total dalam bisnis pemrogaman komputer dan informasi teknologi terutama yang terkait virus. "Saya ingin buktikan bahwa anak bangsa bisa membuat antivirus handal," ucapnya.
Secara terpisah, Wing Wahyu Winarno, Pengamat IT di Yogyakarta, mengatakan, walau belum pernah menjajal WAV, namun dari sejumlah informasi dari mereka yang pernah mengaplikasikan WAV, menyebut WAV cukup ampuh membasmi virus lokal. Mau menjajal WAV? Tinggal berselancar ke internet dan mengunduh gratis... Mau?
Lukas Adi Prasetya
sumber
Website Security Rules.. Include Video.. :)
-
*Basic of Website Secutiry, Watch this Video.. :-)**
In 2004, online consumer spending was at a record $65.1 billion. More and
more people are attracted...
Makasih atas info'a....
BalasHapussama2 mas
BalasHapus